A.
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGEMASAN
PANGAN
1. Pengertian
Pengemasan merupakan sistem yang terkordinasi untuk menyiapkan barang menjadi
siap untuk ditransformasikan, didistribusikan, disimpulkan, dijual dan dipakai. Pengemasan
adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah kemas atau pembungkus sebuah produk yang diperlakukan untuk hal-hal yang bersifat teknis, meliputi penentuan desain,
pembuatan pembungkusan dengan melibatkan warna, tulis
atau ukuran serta
bentuk
pembungkus produk
agar
mempunyai daya tarik.
Kemasan pangan
adalah
bahan yang digunakan untuk mewadahi dan
membungkus pangan
baik yang bersentuhan
langsung dengan
pangan maupun tidak. Petrisic
(1969) menyatakan pengemasan sebagai suatu usaha untuk menjamin keamanan produk selama pengangkutan dan penyimpanan sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang
baik dengan biaya total minimum dan dapat memberikan proteksi terhadap apa yang
dijual sekaligus menjual apa yang dilindungi.
2. Tujuan Pengemasan
Tujuan dari pengemasan pangan adalah sbb:
a. Membuat
umur simpan bahan pangan menjadi panjang.
b. Menyelamatkan produk bahan pangan yang
melimpah.
c. Mencegah rusaknya zat gizi bahan pangan.
d. Menjaga dan menjamin kesehatan dan keamanan bahan pangan.
e. Memudahkan
distribusi/pengangkutan dan menyimpan bahan
pangan.
f. Menambah
estetika dan nilai jual bahan pangan.
g. Meningkatkan daya tarik dari produk pangan.
B. SYARAT DAN FUNGSI
PENGEMASAN PANGAN
1. Syarat Pengemasan Pangan
Syarat kemasan pangan mempunyai:
a.
Kemampuan
daya pembungkus yang
baik sehingga memudahkan penanganan,
pengangkutan, distribusi, penyimpanan
dan penyusunannya.
b.
Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar ( suhu, sinar/cahaya, bau,
benturan dan
kontaminasi mikroorganisme).
c.
Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen seperti informasi dan penampilan serta keindahan.
d.
Persyaratan ekonomi yaitu kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar dan sasaran masyarakat.
e.
Ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma dan standar yang ada, mudah dibuang, mudah dibentuk
atau dicetak.
2. Fungsi Pengemasan Pangan
Pengemasan pangan harus
memperhatikan lima
fungsi-fungsi utama:
a.
Harus dapat
mempertahankan
produk
agar
bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran
dan cemaran lainnya.
b.
Harus memberi perlindungan
pada bahan pangan terhadap kerusakan
fisik, air, oksigen dan sinar.
c.
Harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan
bahan pangan
ke
dalam kemasan.
d.
Harus mudah untuk dibentuk menurut rancangan yang
diinginkan selain itu
memberikan kemudahan juga kepada konsumen
untuk membuka dan menutup wadah
tersebut.
e.
Harus memberi daya tarik penjualan agar dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang di jual.
f.
Pengemasan yang baik dapat mencegah penularan bahan pangan oleh organisme yang
berbahaya bagi kesehatan. Teknik distribusi
dan
penjualan yang salah dapat merusak pengolahan dan pengemasan yang baik dari bahan pangan.
C. MANFAAT PENGEMASAN PANGAN
Manfaat dari pengemasan pangan antara lain:
1.
Wadah atau kemasan pada suatu produk, salah satunya adalah dapat mendukung
produk tersebut agar terhindar dari risiko kerusakan di saat proses
pengiriman berlangsung.
2.
Pengemasan pada produk juga bisa mengamankan produk dari bahaya polusi dan
masalah fisik
lainnya, baik itu yang bersifat tekanan, benturan, maupun yang getaran.
3.
Pengemasan juga bermanfaat untuk menaruh suatu hasil pengolahan, ataupun produk
industri supaya memiliki bentuk-bentuk
yang dapat memudahkan prosedur
penyimpanan, pengangkutan, dan penyaluran kepada para konsumen.
4.
Jika dilihat
dari
sisi
pemasarannya,
pengemasan
pada sebuah
produk akan
sangat berperan penting,
dan menjadi variabel pokok yang perlu diperiksa kembali untuk para produsen.
5.
Selain dapat menaikkan kemungkinan para pengguna untuk membelinya, kemasan
produk
juga
bisa memberikan kesan yang lebih di mata para pengguna apabila
dibandingkan
dengan merk produk
yang tidak menggunakannya.
6. Dari segi promosi
wadah
atau pembungkus sebagai perangsang atau daya
tarik pembeli,
karena itu
bentuk,
warna
dan dekorasi
dari kemasan
perlu diperhatikan
dalam perencanaan pengemasan.
D. JENIS-JENIS KEMASAN PANGAN
1. Jenis Kemasan Pangan
Jenis kemasan pangan
yang digunakan
dalam mengemas
produk pangan terdiri dari:
a. Kaleng/tin plate
Kaleng/tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja dan dilapisi timah putih (sn) yang
tipis dengan kadar tidak
lebih dari 1,00-1,25%
dari
berat kaleng.
b. Alumunium
Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari pada baja, mempunyai daya korosif oleh
atmosfer yang rendah, tetapi mudah dilekuk-lekukkan sehingga
lebih
mudah berubah bentuknya.
c. Gelas
Gelas mempunyai sifat
inert (tidak
bereaksi) tetapi korosif sering
terjadi dari tutupnya yang terbuat dari logam.
Gelas terdiri dari campuran oksida dan sebagian besar adalah
silicon dioksida. Penggunaan wadah dari gelas sangat terbatas karena gelas sangat
mudah pecah. Gelas biasa digunakan untuk wadah makanan yang mengandung kadar
asam yang tinggi dan tidak
memerlukan pemanasan yang suhu tinggi
d. Kertas
Kertas tidak dapat digunakan membungkus makanan dengan sempurna, oleh karena
itu
biasanya bahan pembungkus dari kertas harus dilapisi lilin, damar, plastik dan
lapisan alumunium agar tidak keluar dan masuk gas atau uap air.
e. Plastik
Plastik yang
umum digunakan dalam pengemasan makanan adalah selofan, selulosa
asetat, polamida, karet hidrokhlorida (polifilm), poester, polietilena, polipropilena, polisiterna dan vinil klorida.
1) Selulosa acetat:
kaku mengkilap dan ukuran stabil, digunakan untuk memajangi bahan di
dalam kotak, karena bahan ini bebas debu.
2) Polietylen:
memiliki volume terbesar
antara
semua
jenis
plastik mempunyai kekuatan sedang dan rendah, tahan air, tidak
tahan terhadap oksigen.
Polietylen dengan kepadatan
tinggi tahan panas dan air.
3) Polyprophylene: lebih kaku, kuat, ringan.
Daya tembus
uap rendah, tahan lemak, stabil pada suhu tinggi.
Plastik
yang tipis dan tidak
mengkilap mempunyai ketahanan yang rendah pada suhu dan
bukan penahan gas
yang baik.
4) Polyamides (nilon): nilon 6 mudah diolah dan tahan gesekan. Nilon 11 dan 12
tahan oksigen dan uap air, mempunyai suhu penutup yang rendah.
Nilon 66 akan
mencair pada suhu yang tinggi dan
sulit ditutup.
5) Polyester: kuat
pada
tegangan, tahan
oksigen dan
baik
untuk pembungkus proses pematangan.
6) Polyvinyl
chloride:
merupakan kombinasi dari berbagai bahan
plastik
vinyl copolymer
digunakan sebagai pelapis.
7) Polyvinylidene chloride: jenis yang biasa digunakan sebagai bentuk copolymeri dengan vvynil chloride. Mempunyai sifat tembus
cahaya, tahan terhadap gas dan uap air.
8) Rubber hydrochloride (polifilm): dapat
direnggangkan, tidak
bersifat racun, tahan minyak dan lemak. Tidak berubah oleh asam dan basa, tidak mudah terbakar,
mudah ditutup dengan panas dan tahan terhadap bau.
f. Edible film
Edible film adalah bahan pangan yang dilapisi atau dibungkus dengan suatu lapisan tipis yang
dapat dimakan disebut edible film, biasanya pada permen dan sosis. Lapisan ini dapat melindungi makanan dengan reaksi
dari
bahan lain. Beberapa
bahan yang
dijadikan edible film adalah gelatin, gum Arabia.
2. Jenis Kode Plastik
a. TE atau
PET
(Polythylene Terephthalate)
Plastik kode satu ini biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih dan transfaran
seperti botol
air
mineral. Tanda ini biasanya
tertera logo daur ulang dengan tanda panah
bentuk segitiga, angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE
atau PET (polyethylene terephthalate)
di
bawah
segitiga. Biasa
dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus
pandang seperti botol air mineral, botol
jus,
dan hampir semua
botol minuman
lainnya.
Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk
sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk
menyimpan air
hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan
polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat
menyebabkan kanker dalam jangka panjang.
Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol
PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni
trioksida.
Senyawa ini dapat masuk
ke
dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut.
Seringnya menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit
dan
saluran pernapasan.
Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat
hingga usia 12 bulan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk
serat sintesis dan
bahan
dasar botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut
dengan polyester.
b. HDPE (
High Density Polythylene)
Plastik kode 2 ini juga direkomendasikan untuk sekali pakai. Pada
bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo
daur
ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high
density polyethylene)
di
bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air
minum.
Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,
buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman
untuk digunakan karena kemampuan untuk
mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik
berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya. Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian
karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus
meningkat seiring waktu.
Contoh: botol susu yang berwarna putih susu, botol detergent, botol yoghurt dan
margarine, plastik sampah (trans
bags/poly bag).
c. V (Vynil) atau PVC
(Polyvinyl
Chloride)
Plastik kode 3 ini merupakan jenis plastik yang paling sulit
didaur
ulang. Kandungan
dari
PVC yaitu DEHA
pada
pada plastik pembungkus
dapat melumer kemakanan bila dipanaskan. Zat ini sangat berbahaya
bagi
ginjal dan hati.
Tertulis (terkadang
berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta lisan V.
V itu berarti PVC (polyvinyl chloride),
yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.
Ini
bias ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap)
dan botol-botol.
Reaksi yang terjadi
antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik
berbahan
PVC
ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer
pada suhu -15°C.
Contoh : botol
pembersih kaca, detergent, botol
minyak goreng, botol sampoo, pembungkus makanan, pembungkus
kabel.
d. LDPE (Low Dencity
Polythylene)
Plastik kode 4 ini memiliki massa jenis rendah dengan tektur yang lembek dan lentur. Biasa dipakai pada
barang-barang yang memerlukan fleksilibilitas. Plastik ini hampir tidak dapat
dihancurkan. Namun baik dan cukup aman untuk tempat
makanan. Contoh: squeezable bottles (pada botol mustard, madu), pembungkus roti, pembungkus makanan dingin,
pembungkus pakaian
laundry, furniture, karpet.
Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE (low
density polyethylene), yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastk, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan,
plastik kemasan, dan botol-botol
yang lembek. Sifat
mekanis jenis LDPE
ini
adalah kuat,
tembus
pandang,
fleksibel dan permukaan
agak
berlemak, pada
suhu
60 derajat sangat resisten
terhadap
reaksi
kimia,
daya
proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk
barang-barang yang memerlukan
fleksibelitas tapi kuat.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
e. PP (Polypropylene)
Plastik
ini merupakan
plastik yang
paling aman dipakai sebagai
bahan untuk
membuat sesuatu yang
berhubungan dengan
makanan dan minuman.
Plastik ini dapat kita isi ulang. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
Karakteristik
adalah biasa botol transparan yang
tidak
jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang
rendah,
ketahanan
yang
baik terhadap lemakstabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis PP
(polypropylene)
ini adalah pilihan
bahan plastik terbaik,
terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum
untuk bayi. Carilah dengan
kode
angka
5 bila
membeli
barang berbahan plastik
untuk menyimpan kemasan berbagai makanan
dan minuman.
Contoh : botol minuman bayi,
tempat makanan, atraws (sedotan/pipet), botol obat
dll.
f. PS ( Polystyrene)
. Plastik
ini sering ditemui adalah Styrofoam (gabus), bahan
Polysterine ini dapat membocorkan bahan Styrine ke dalam makanan saat diisikan makanan panas. Bahan styrene
ini sangat berbahaya bagi
otak
dan sistem syaraf. Tertera logo daur ulang
dengan angka 6 di tengahnya,
serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai
bahan tempat makan styrofoam, tempat minum
sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat
mengeluarkan bahan styrene ke
dalam makanan ketika
makanan
tersebut
bersentuhan.
Selain tempat makanan,
styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang
berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang.
Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini
dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari).
Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning- jingga dan meninggalkan
jelaga.
Contoh : tempat makanan Styrofoam, talam daging (meat trays), wadah telur, piring plastik,
sendok plastik, tempat
compact disced (CD case)
g. O
(Other)
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan
OTHER.
Untuk
jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:
1. SAN (
styrene acrylonitrile)
2. ABS (acrylonitrile butadiene styrene)
3. PC (
polycarbonate)
4. Nylon
Dapat dtemukan
pada
tempat makanan
dan
minuman seperti botol minum olah raga,
suku cadang mobil, alat rumah
tangga, komputer, alat elektronik dan plastik
kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang
tinggi terhadap reaksi kimia n suhu, kekuatan,
kekakuan dan tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer,
pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini
merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun
minuman.
PC (polycarbonate) dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk
kaleng susu formula. Bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang
berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada
ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah
fungsi imunitas.
Pemakaian dianjurkan
tidak
digunakan untuk tempat makanan
ataupun
minuman. Ironisnya botol
susu
sangat
mungkin mengalami
proses pemanasan. Apakah
itu
untuk
tujuan sterilisasi
dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air
panas.
C. PENGGOLONGAN
PENGEMASAN
Kemasan dapat
digolongkan menjadi beberapa macam :
1. Frekuensi Pemakaian
a.
Kemasan sekali pakai (disposable) yaitu kemasan yang berlangsung dibuang setelah satu kali
dipakai, seperti
bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus
daun dan dus
dari
karton.
b.
Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi trip) seperti berbagai jenis botol
minimum dan botol kecap. Umumnya wadah tersebut tidak dibuang oleh konsumen tetapi dikembalikan
ke
produsen untuk didaur ulang.
c.
Kemasan yang tidak dibuang (semi disposable) biasanya digunakan untuk kepentingan lain
di rumah konsumen
setelah dipakai.
2. Struktur sistem
kemasan
Kemasan secara
keseluruhan
dapat
dibedakan:
a. Kemasan primer: bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan.
b. Kemasan sekunder: kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti kotak dari karton untuk
wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk
wadah
buah-buahan yang dibungkus.
c. Kemasan tersier dan kuartener: apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah
kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya
digunakan sebagai pelindung selama proses distribusi.
3. Sifat kekakuan bahan kemasan
a. Kemasan fleksibel : bila bahan kemasan mudah ditemukan (plastik, kertas, foil)
b. Kemasan kaku: bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan.
c. Kemasan
semi
kaku/semi
fleksibel:
bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat
antara kemasan fleksibel dan
kemasan kaku.
4. Sifat pelindung
terhadap lingkungan
a. Kemasan
hermatis : wadah yang secara sempurna tidak
dapat dilalui oleh gas.
b. Lemak dan
vitamin yang tinggi serta makanan
yang
di fermentasi.
1) Wadah
siap
pakai:
bahan
kemas
yang
siap
untuk diisi
dengan bentuk yang telah sempurna sejak
keluar dari pabrik.
2) Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan: kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas foil atau plastik.
5. Faktor Penting Dalam
Pengemasan
a. Faktor pengamanan:
Faktor penting dalam keamanan pangan adalah melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang
dapat menjadi penyebab
timbulnya kerusakan barang.
b. Faktor ekonomi:
Ekonomi merupakan faktor penting dalam perhitungan biaya produksi yang
efektif termasuk pemilihan
bahan sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaat.
c. Mudah
didistribusikan:
Kemudahan dalam distribusi produk dari pabrik sampai ke konsumen, pada saat di distributor mudah disimpan
dan dipajang didisplay.
d. Faktor komunikasi:
Sebagi media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan
produk, citra merek
dan
sebagai bagian dari promosi
dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan
diingat.
e. Faktor ergonomik:
Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa, dipegang, dibuka dan mudah disimpan.
f. Faktor estetika:
Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan
warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf dan
tata letak untuk
mencapai mutu daya tarik
visual secara optimal.
g. Faktor identitas:
Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan yang lain yaitu memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk
lain.
6. Aturan-aturan tentang
pengemasan
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai kemasan bahan pangan
Nomor SNI
|
Judul
|
SNI
12-4259-2004
|
Gelas plastik
untuk air minuman dalam kemasan
|
SNI 19-4370-2004
|
Botol plastik untuk
air minuman dalam kemasan
|
SNI 06-4887-1998
|
Etilen vinil asetat
untuk laminasi kemasan pangan
|
SNI 7323:2008
|
Plastik wadah makanan dan
minuman polystyrene foam
|
SNI
01-6682-2002
|
Fil PVC untuk kemasan makanan
|
SNI 12-4254-1996
|
Wadah makanan
bekal dari
plastic
|
SNI 19-2946-1992
|
Botol plastik
wadah obat, makanan dan kosmetik
|
b. Peringatan tentang kantong plastik kresek :
1) Dalam
proses daur ulang
tersebut
riwayat penggunaan
sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat dll. Dalam proses tersebut ditambahkan berbagai
bahan kimia yang menambah dampak
bahaya bagi kesehatan.
2) Jangan menggunakan
kantong plastik kresek daur ulang tersebut untuk mewadahi langsung makanan siap santap.
c. Kesimpulan yang didapat
dari
tanda klasifikasi plastik tersebut:
- Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4/5.
- Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4/5.
- Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
- Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate)
- Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
- Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar